Selasa, 27 Januari 2009

Kiki Amalia: Hilangkan gambar cewek Seksi dengan Berjilbab

Film lulusan D3 Manajemen London Business School di Jakarta, keputusan ini tidak keberatan jika pakaian muslim, jilbab, tidak memiliki pengaruh pada karirnya di dunia hiburan.

Menurut Kiki, penyediaan adalah di tangan Allah. Jika karirnya di dunia adalah untuk mengangkat dirinya setelah memakai jilbab, dia diterima. "Toh, rezeki tidak akan hiburan dunia aja," katanya.

Kiki berbusana muslim ingin menjadi bintang film adalah tujuan ini panjang rantai dari Bumi. Mantan pacar Hengky Kurniawan ini mengaku sensual dan seksi, dengan nakal gambar disandangnya.

"Saya bersyukur bahwa pada ngikutin tinggi daripada saya memakai jilbab, soalnya saya ngerasa atau perempuan yang memakai jilbab itu indah," kata agama Islam Sinetron bintang Bidayah ini ilahi hukum dan rahasia.

Hal ini dikenal sebagai Sinetron dan film di layar lebar, juga dikenal sebagai model. Dia memulai karir melalui pemilihan Cover Girl majalah Aneka pada tahun 1995. Pada tahun 2000, memenangkan Kiki wajah Femina, langsung mengatrol karirnya di dunia hiburan.

Perempuan yang lahir di Jakarta pada tanggal 26 November 1981, bintang memiliki sejumlah iklan televisi, diikuti dengan munculnya sejumlah Sinetron, sebagai Legenda misteri Wewe Gombel, bule Betawi, Jodoh Apa yang bodoh, pemuda dan sihir

Sabtu, 17 Januari 2009

Inspirasi Make Up Muslimah

Bukan hal yang baru, bila masih ada wanita muslima yang masih belum berbusana muslim , beranggapan bahwa , menggunakan kerudung membuat dia akan terlihat lebih tua, lusuh, hingga itu membuat seorang wanita muslimah mengurungkan dulu niatnya untuk berbusana muslim.

Padahal tentunya hal ini sangatlah merupakan anggapan yang salah, sedikit yang padu padan dengan kerudung dan busana muslim yang dikenakan, sudah pasti membuat wanita muslima, tampil lebih anggun,
lebih cantik, lebih terlindungi baik dari sinar matahari dan dari pandangan kaum adam.

Berikut inspirasi make up yang padu padan dengan busana muslima, smoga semakin menginspirasi para wanita muslima untuk segera menggenapkan kewajiban wanita muslima untuk segera memakai busana muslim.








Jumat, 16 Januari 2009

Busana Muslimah yang Syar'i

Kalau mau bicara tentang pakaian wanita muslimah yang ideal dan memenuhi seluruh persyaratan, maka sebagaimana yang disepakati oleh jumhur ulama bahwa aurat wanita itu adalah seluruh tubuh kecuali muka dan tapak tangan.

Artinya, keseluruh tubuh itu wajib ditutup dengan pakaian kecuali bagian muka dan tapak tangan saja. Sedangkan model pakaian, warna, motif, corak atau stylenya diserahkan kepada masing-masing budaya dan kebiasaan.

Asalkan kesemuanya itu memenuhi syarat standar busana muslimah yaitu:
Tidak tembus pandang
Tidak ketat hingga membentuk lekuk tubuh
Tidak menyerupai pakaian laki-laki atau
Tidak menyerupai pakaian ‘khas’ milik orang kafir atau pakaian orang fasik
Benar-benar menutup dan tidak ada yang dibuka atau dibelah sedemikian rupa sehingga bisa memperlihatkan aurat

Itu adalah standar ideal busana muslimah yang bila semua itu terpenuhi, maka sudah cukup. Adapun masalah jilbab gaul yang sekarang jadi mode, bisa kita lihat dari dua arah yang berbeda.

Arah yang pertama, bila kita melihat dari arah ideal. Maka jilbab mode itu jelas masih belum memenuhi semua persyaratan. Misalnya soal ketatnya pakaian itu sehingga tetap membentuk lekuk tubuh. Atau belahan-belahan tertentu yang masih juga memperlihatkan bagian aurat. Juga masalah menyerupai pakaian laki-laki dan seterusnya.

Bila kita nilai dari arah ideal atau tidak, maka jilbab gaul itu tidak bisa dikatakan ideal alias tidak memenuhi syarat busana muslimah.

Yang yang kedua, kita memandang dari arah pakaian trendi di kalangan remaja gaul saat ini yang sedemikian seronok, terbuka, seksi dan cenderung liar dan a moral. Kita bisa mengatakan bahwa pakaian mereka itu sama saja dengan bukan pakaian, karena aurat yang terlihat bukan hanya ’sebagian’, tapi justru ’sebagian besar.’ Jadi pakaian mereka itu bukan setengah telanjang tapi 2/3 telanjang atau 4/5 telanjang.

Bila dari kalangan mereka ini ada yang mulai sadar dan ingin kembali kepada Islam lalu mulai coba-coba menggunakan busana muslimah meski ‘belum memenuhi standar ideal,’ maka kita perlu memberi support atau dukungan. Tentu saja dukungan ini sifatnya sementara, karena biar bagaimana pun pakaian idealnya belum terpenuhi.

Tapi support dan dukungan tetap dibutuhkan agar mereka sedikit demi sedikit bisa beradaptasi dengan busana muslimah. Karena kalau mau dibandingkan, biar bagaimana pun jilbal gaul itu tetap lebih baik dari pada baju minim yang mengubar nafsu itu.

Yang diperlukan adalah pendekatan dakwah yang baik dan simpatik kepada mereka agar keinginan baik mereka itu bisa dihargai lebih dahulu. Sambil perlahan-lahan kita mencoba menanamkan makna dan hakikat ajaran Islam secara lebih intensif dan mengena. Nanti pada akhirnya, bila penanaman itu mulai menghasilkan buah, mereka snediri yang akan mengganti jilbab gaulnya dengan busana muslimah yang ideal.